Dukunbola.net – Musim panas 2025 bakal jadi babak baru untuk Real Madrid. Klub raksasa Spanyol ini akhirnya memutuskan untuk melepas Carlo Ancelotti dan menyambut sosok pelatih baru yang tak asing bagi para Madridista: Xabi Alonso. Keputusan ini tentu bukan tanpa alasan. Xabi, yang dikenal sebagai maestro lini tengah di masa jayanya, kini bersiap mencetak sejarah baru dari sisi lapangan yang berbeda—sebagai pelatih utama di Santiago Bernabéu.
Baca Juga : Real Madrid Siapkan Era Baru: Misteri Kursi Pelatih, Alonso atau Klopp?
Baca Juga : Informasi Terbaru Tentang Sepakbola Dunia
Baca Juga : Siap Uji Klub Eropa! Inilah Detail Lengkap Final Liga Europa 2025
Menariknya, perjalanan karier Alonso tidak hanya sarat prestasi, tapi juga penuh cerita unik dan nostalgia, termasuk fakta bahwa sang ayah pernah berseragam rival abadi Madrid, Barcelona. Dari warisan keluarga hingga kesuksesan melatih klub Bundesliga, mari kita ulas lebih dekat kisah inspiratif pria yang akan menjadi nahkoda baru Los Blancos.
Profil Singkat Xabi Alonso
Xabi Alonso lahir di Tolosa, Spanyol, dari keluarga yang sangat kental dengan atmosfer sepak bola. Ayahnya, Periko Alonso, merupakan mantan pemain ternama yang pernah memperkuat Real Sociedad dan Barcelona, bahkan juga membela Timnas Spanyol serta Timnas Basque. Adiknya, Mikel Alonso, juga sempat menjalani karier profesional, meski tidak setenar sang kakak.
Persahabatan masa kecil Alonso dengan Mikel Arteta, yang kini melatih Arsenal, menjadi bagian manis dari kisah hidupnya. Mereka tumbuh bersama di San Sebastian, bermain bola di pantai, dan bercita-cita main bareng di Real Sociedad. Sayangnya, takdir memisahkan mereka saat Alonso lebih dulu hijrah ke Liverpool.
Karier Bermain yang Luar Biasa
Karier Xabi Alonso sebagai pemain tak perlu diragukan. Ia dikenal sebagai gelandang elegan dengan visi bermain luar biasa. Perjalanan profesionalnya dimulai dari Real Sociedad, sebelum melanglang buana ke Liverpool, Real Madrid, dan Bayern Munchen.
Pencapaian Alonso paling dikenang saat memperkuat Liverpool, terutama di final Liga Champions 2005 melawan AC Milan. Tertinggal 0-3 di babak pertama, Liverpool berhasil menyamakan skor, salah satunya berkat gol Alonso dari bola rebound penalti. Laga itu akhirnya dimenangkan Liverpool lewat adu penalti—momen ikonik dalam sejarah sepak bola Eropa.
Setelah sukses di Inggris, ia kembali ke Spanyol untuk memperkuat Real Madrid dan memenangkan Liga Champions 2014. Kemudian, Alonso menutup karier bermainnya dengan manis bersama Bayern Munchen, meraih treble domestik di musim 2015–2016.
Perjalanan Awal sebagai Pelatih
Setelah gantung sepatu, Alonso tak butuh waktu lama untuk beralih ke dunia kepelatihan. Karier kepelatihannya dimulai di akademi Real Madrid, sebelum ia melatih Real Sociedad B. Meski masih terbilang muda dalam dunia kepelatihan, gaya main dan pendekatan taktik Alonso mulai mencuri perhatian.
Puncaknya terjadi saat ia mengambil alih kursi pelatih utama Bayer Leverkusen. Meski awalnya diragukan, Alonso membuktikan kemampuannya dengan meraih treble lokal: Bundesliga, DFB Pokal, dan DFL Supercup. Torehan ini membuat namanya melambung tinggi dan disebut-sebut sebagai salah satu calon pelatih top dunia.
Langkah Real Madrid menunjuk Xabi Alonso bukan semata-mata karena nostalgia. Klub melihat kemampuan manajerialnya yang matang meski baru meniti karier. Filosofi main menyerang, kemampuan membangun tim, dan pendekatan personal ke pemain menjadi nilai plus.
Apalagi, Alonso juga punya kedekatan emosional dengan klub. Ia mengenal betul atmosfer Bernabéu dan tuntutan besar dari fans Madrid. Kombinasi antara rekam jejak sebagai pemain dan hasil cemerlang sebagai pelatih membuat keputusan ini terasa masuk akal dan penuh harapan.
Fakta Unik: Ayah Main di Barcelona, Anak Latih Madrid
Salah satu fakta menarik dalam cerita Xabi Alonso adalah kisah ayahnya, Periko Alonso, yang dulu sempat memperkuat Barcelona. Kini, anaknya justru akan melatih Real Madrid—klub yang menjadi rival abadi Barcelona. Kisah ini jadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola karena menggambarkan betapa uniknya dunia sepak bola Spanyol.
Meski berasal dari keluarga yang akrab dengan nuansa Blaugrana, Xabi memilih jalannya sendiri dan membuktikan bahwa jalur kesuksesan tak harus mengikuti jejak masa lalu.
Akhir Sebuah Era, Awal Harapan Baru
Dengan perginya Carlo Ancelotti setelah laga El Clasico, Madrid bersiap menyambut era baru bersama Xabi Alonso. Harapan besar sudah menanti, mulai dari gelar La Liga hingga Liga Champions. Tentu, jalan yang akan dilalui Alonso tak akan mudah, namun dengan dukungan penuh dari manajemen dan fans, ia punya semua syarat untuk sukses.
Kini tinggal menunggu waktu saja hingga 1 Juni 2025, saat Alonso resmi menjadi pelatih utama Real Madrid. Apakah ia bisa mengembalikan kejayaan Madrid? Atau justru membuka babak baru dengan warna yang berbeda? Waktu yang akan menjawabnya.